Semakin jelas saja bagaimana kerja komisi pemilihan umum Indonesia, dalam menjalankan tugaskan pada pemilihan umum legislatif 2009 ini, banyak sekali kekurangan dan kesemrawutan yang telah mereka lakukan, meski demikian kita terus-terusan diberi alasan yang seharusnya tidak mereka utarakan, mulai dari waktu yang memep, dana yang tidak kunjung keluar dan sebagainya.
Kebrobrokan kerja KPU ini mulai terasa saat menentukan daftar pemilih tetap yang berhak untuk melakukan pemilihan, untuk melakukan upgrade data saja KPU telah menghabisakan dana sampai trilyunan rupiah, akan tetapi banyak sekali warga Negara Indonesia yang mempunyai hak untuk memilih tidak terdaftar dalam DPT tersebut, mulai dari daftar pemilih ganda, orang meninggal masuk DPT, maupun nama anak yang masuk, bahkan di Jogjakarta ada kasus tidak tercatatanya warga satu RT dalam DPT sehingga mereka tidak bisa menyalurkan aspirasi politik mereka,
Tapi dengan hasil kerja tersebut KPU tetep saja membela diri, dengan alasan-alasan yang seolah mereka tidak bersalah, setelah maslah itu selesai, saat hari H pencontrengan, terjadi masalah mengenai distribusi logostik pemilu, mulai dari salah dapil, sampai surat suara yang tidak bisa sampai di KPUD sampai hari H, sehingga harus diadakan pemilu susulan, selain itu tertukarnya surat suara merupakan hal yang harus kita maklumu lagi
Dan hal ini yang paling membuat kita binggung, yakni perbedaan hasil rekapitulasi KPU secara online dengan penghitungan secara manual, nah lo ada apa lagi ini dengan KPU, kita sebagai pemilih merasa binggung dengan keadaan ini, bagaimanakah kerja KPU ini, meskipun sulit akan tetapi sebenarnya tidak ada alasan yang bisa membuat kerja meraka seperti ini, kalo terjadi perbedaan penghitungan seperti ini siapa yang akan bertanggung jawab, meskipun hasilnya belum final,
Padahal fasilitas yang meraka dapatkan tidaklah seadanya, perhitungan di hotel mewah menghabisakan uang rakyat yang tidak sedikit pula, akan tetapi hasil kerja mereka apakah sesuai dengan apa yang mereka dapatkan, biarlah meraka yang menjawab sendiri, dan kelihatnya pemilu tahun ini dijalankan Cuma asal-asalan dan tidak didasarkan atas keseriusan kerja dan keseriusan hasil, KPU oh KPU
Kebrobrokan kerja KPU ini mulai terasa saat menentukan daftar pemilih tetap yang berhak untuk melakukan pemilihan, untuk melakukan upgrade data saja KPU telah menghabisakan dana sampai trilyunan rupiah, akan tetapi banyak sekali warga Negara Indonesia yang mempunyai hak untuk memilih tidak terdaftar dalam DPT tersebut, mulai dari daftar pemilih ganda, orang meninggal masuk DPT, maupun nama anak yang masuk, bahkan di Jogjakarta ada kasus tidak tercatatanya warga satu RT dalam DPT sehingga mereka tidak bisa menyalurkan aspirasi politik mereka,
Tapi dengan hasil kerja tersebut KPU tetep saja membela diri, dengan alasan-alasan yang seolah mereka tidak bersalah, setelah maslah itu selesai, saat hari H pencontrengan, terjadi masalah mengenai distribusi logostik pemilu, mulai dari salah dapil, sampai surat suara yang tidak bisa sampai di KPUD sampai hari H, sehingga harus diadakan pemilu susulan, selain itu tertukarnya surat suara merupakan hal yang harus kita maklumu lagi
Dan hal ini yang paling membuat kita binggung, yakni perbedaan hasil rekapitulasi KPU secara online dengan penghitungan secara manual, nah lo ada apa lagi ini dengan KPU, kita sebagai pemilih merasa binggung dengan keadaan ini, bagaimanakah kerja KPU ini, meskipun sulit akan tetapi sebenarnya tidak ada alasan yang bisa membuat kerja meraka seperti ini, kalo terjadi perbedaan penghitungan seperti ini siapa yang akan bertanggung jawab, meskipun hasilnya belum final,
Padahal fasilitas yang meraka dapatkan tidaklah seadanya, perhitungan di hotel mewah menghabisakan uang rakyat yang tidak sedikit pula, akan tetapi hasil kerja mereka apakah sesuai dengan apa yang mereka dapatkan, biarlah meraka yang menjawab sendiri, dan kelihatnya pemilu tahun ini dijalankan Cuma asal-asalan dan tidak didasarkan atas keseriusan kerja dan keseriusan hasil, KPU oh KPU
KPU oh KPU
4/
5
Oleh
Viral News