September 25, 2009

Hari Ini Terjadi Ricuh di sidang PBB

Berita Ricuhnya sidang PBB yang terjadi hari ini, saya mabil dari kompas.com dimana para peserta sidang saling menghujat satu sama lain karena adaya perang yang terjadi di jalur gazza, dan berikut ini berita lengkap ricuhnya sidang umum PBB


Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York berlangsung dramatis dan heboh, seolah bukan lagi forum untuk saling mendengarkan. Pemimpin Libya, Moammar Khadafy, yang sedang berpidato ditinggal pergi delegasi Israel. Utusan Amerika Serikat, Kanada, dan sebagian delegasi negara lain pun keluar ketika Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berpidato.

Ketika PBB dan banyak negara gencar menyerukan persatuan global, Khadafy dan Ahmadinejad mengecam keras PBB dan AS. Dunia dinilai semakin tidak adil karena hanya dikendalikan lima kekuatan, yakni lima anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB—AS, Rusia, China, Inggris, dan Perancis—yang oleh Khadafy disebut sebagai ”dewan teror”. Ia mengusulkan agar sekretariat DK PBB dipindahkan ke Libya.
Khadafy dalam pidato pertamanya di PBB, setelah 40 tahun sebagai pemimpin otokrat Libya, mengecam badan dunia itu karena gagal mencegah 65 perang yang terjadi sejak PBB berdiri tahun 1945. Ia menyerukan reformasi DK dan menghapus hak veto lima anggota tetapnya.

Ia pun mengusulkan keanggotaan DK diperluas atau ditambah agar lebih representatif untuk menampung suara dari Afrika, Amerika Latin, Arab, dan negara-negara Islam lain. Lembaga ini tidak boleh disebut DK, tetapi dari sepak terjangnya selama ini pantasnya disebut ”dewan teror” saja. Sebab, dengan menggunakan hak veto, kelima negara anggota DK itu menganggap negara-negara lain sebagai negara yang hina dan negara kecil yang tidak perlu dipedulikan lagi hak-haknya.

Merobek salinan piagam

”Hak veto menyalahi Piagam PBB, kita tidak boleh menerimanya atau mengumumkannya,” kata Khadafy melalui penerjemah. Ia merobek salinan Piagam PBB yang sengaja dipersiapkannya. Pada saat itu pula, untuk membalas tindakan Khadafy, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown berteriak dengan keras, ”Saya berdiri di sini untuk menegaskan lagi, Piagam PBB tidak untuk disobek.”

Pemimpin Libya itu lalu mengecam aksi militer AS di Irak dan Vietnam karena melakukan pembantaian massal dan meminta pelakunya diadili. Ia curiga, flu A-H1N1 sengaja dibuat di laboratorium sebagai senjata rahasia. Ia juga meminta PBB segera mengusut tuntas pembunuhan keji terhadap almarhum Presiden AS John F Kennedy tahun 1963, pejuang hak-hak sipil AS Martin Luther King tahun 1968, dan Sekretaris Jenderal PBB Dag Hammarskjold tahun 1961.

Selain itu, Khadafy juga mengusulkan pemecahan masalah Israel-Palestina dengan membentuk negara bernama Isratina, yakni gabungan antara Israel dan Palestina menjadi satu negara berdaulat. Pada saat itulah semua delegasi Israel berjalan keluar dari ruangan sidang. Setelah mengecam dan menyampaikan sejumlah usulan itu, ia memuji dan berharap Presiden Barack Obama menjadi presiden AS seumur hidup.

Pemimpin Libya itu berbicara setelah Presiden Obama, yang memang diberikan kesempatan pertama untuk menyampaikan sambutan. Obama menyerukan ”era baru” dalam hubungan antarnegara.

Obama mengatakan, sejak menjadi presiden AS pada Januari lalu, ia selalu bekerja sama dengan negara lain dan tidak lagi bekerja sendiri. Misalnya, AS melarang penyiksaan, memberikan bantuan ke Afganistan dan Pakistan, menghentikan perang Irak, bekerja sama dengan Rusia mengurangi senjata nuklir, serta bertekad mengurangi emisi gas buang yang ternyata merusak lingkungan.

Menurut Obama, saatnya kini semua negara dan bangsa di dunia berperan bersama dalam menghadapi persoalan-persoalan global. Ia mengatakan, tantangan global sangat besar dan semua negara harus bekerja sama mengatasi berbagai masalah itu. Semua harus bergerak menuju dunia tanpa senjata nuklir, mengatasi ancaman perubahan iklim, dan menangkal krisis global yang lebih luas, yang dapat menyebabkan 100 juta orang di dunia jatuh miskin dalam tahun 2009.

”Raja para raja”

Pada saat Presiden Obama berpidato, semua tempat duduk di ruangan Sidang Majelis Umum PBB dipadati peserta. Namun, ketika giliran Khadafy berpidato, yang diperkenalkan sebagai ”raja para raja” (king of kings) oleh Ketua Sidang Majelis Umum PBB Ali Treki—yang juga berasal dari Libya—ruangan sidang cukup lengang, antara lain, karena aksi boikot oleh delegasi Israel.

Kecaman terhadap PBB dan kebijakan AS juga disampaikan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Ia dengan tegas menuding ”kapitalisme rakus” AS bersama sekutunya di Eropa dan Israel telah merampas tanah milik bangsa Palestina. Meski demikian, ia juga mengulurkan tangan persahabatan kepada negara mana saja yang dengan jujur mengakui eksistensi negara di belahan lain jagat ini.

Ia menyerukan perlucutan senjata nuklir global dengan mengatakan, senjata nuklir adalah sumber ancaman dan ketidakstabilan di dunia. Jika negara-negara Barat menuduh Iran secara diam-diam telah membangun senjata nuklir, tudingan itu tidak benar.

Ahmadinejad mendesak Presiden Obama memandang Iran sebagai sahabat potensial, bukan ancaman. Ketika ia mengumumkan komitmen baru negerinya untuk menciptakan apa yang disebutnya ”sebuah perdamaian sejati dan keamanan bersama untuk semua bangsa”, pidatonya itu menyinggung sikap anti-Israel dan antibahasa Semit. Hal itu mendorong delegasi Israel, AS, dan sebagian besar delegasi dari beberapa negara keluar ruangan.

Kecaman terhadap AS pernah dilontarkan Presiden Venezuela Hugo Chavez. Jika pada waktu lampau dia memberi cap kepada presiden AS terdahulu, George W Bush, sebagai ”iblis” (the devil), kemarin dia memberikan sejumlah sentimen positif terhadap Presiden Obama. Namun, ia juga menyindir, Gedung Putih dan kebijakan luar negeri AS tampaknya tidak begitu tegas menyampaikan kata-kata bijak Obama.

”Kadang-katang kita mendapatkan sensasi seolah-olah ada dua Obama. Seorang di antaranya pandai menebar pidato dengan kata-kata yang indah. Namun, seorang lain lagi membuat keputusan-keputusan yang sangat kontras dengan apa yang dia sampaikan dalam setiap pidato itu,” ungkap Chavez menyindir.

Ia menambahkan, saat Obama berbicara tentang perdamaian, semua harus bertepuk tangan. Namun, lanjutnya, jika Obama mengedepankan perdamaian, lalu kenapa AS membangun tujuh pangkalan militer di Kolombia. ”Saya katakan kepada Obama, mari kita menjalin dialog sejati. Saya katakan, ’Obama, mari kita berdialog. Mari kita bekerja sama secara jujur untuk mempromosikan perdamaian’! Namun, saya berharap kepada Tuhan... bahwa Obama bisa menjadi penghasut untuk sebuah proses perubahan internal.”

Sidang PBB dibuka Sekjen PBB Ban Ki-moon yang dihadiri para pemimpin dunia dan diplomat dari 192 negara anggota PBB. Lebih dari 100 kepala negara dan pemerintahan hadir dalam pertemuan tingkat menteri yang ke-64 ini. Dia mengajak anggota PBB agar bersama-sama mengatasi krisis pangan dan keuangan global, krisis energi, serta wabah flu A-H1N1. Hampir semua pemimpin negara menyerukan perdamaian di seluruh jagat

sumber : kompas.com

Related Posts

Hari Ini Terjadi Ricuh di sidang PBB
4/ 5
Oleh

1 komentar: